Baliho Pentas Seni Dul Muluk Universitas Sriwijaya 2019 |
Dulmuluk adalah teater tradisional Sumatra Selatan yang lahir di Kota Palembang. Teater Dulmuluk pertama kali terinspirasi dari seorang pedagang keturunan Arab yang bernama Wan Bakar. Ia datang ke Palembang pada abad ke-20 lalu menggelar pembacaan kisah petualangan Abdul Muluk Jauhari dan pantun-pantun jenakanya disekitar rumah Wan Bakar di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854. Agar lebih menarik pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang ditambah iringan musik gambus dan terbangan. Dalam setiap pementasan, ada enam orang pemain dan 4 orang pengiring musik, yang memperagakan aktingnya di depan para penonton.
Kisah Dulmuluk berasal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 Juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Ada 2 pendapat penulis kitab ini yaitu Raja Ali Haji bin Raja Achmad dari Pulau Penyengat Indra Sakti (Riau) adalah versi DR. Philipus Pieter Voorda Van Eysinga (seorang hakim di Batavia) dan Saleha, sepupu Raja Ali Haji adalah versi Von de wall. Kitab ini kemudian dipentaskan dalam bentuk teater.
Pada tanggal 16 Desember 2013, teater Dulmuluk ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Bangsa oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Sebagai salah satu seni daerah diPalembang, seni pertunjukan Dulmuluk merupakan ”jiwa” masyarakat Palembang yang harus dilestarikan. Sebagaimana yang terjadi pada senintradisional lain, banyak teater tradisional di Sumatera Selatan yang eksistensinya belum diketahui oleh masyarakat secara umum. Namun sayangnya, seni tradisional ini kurang begitu dikenal, terutama oleh masyarakat di luar Palembang. Hal ini disebabkan pembudidayaan kesenian tradisional tersebut, khususnya seni drama/teater sangat kurang.
Disaat pentas seni ini semakin kurang diminati, Universitas Sriwijaya mencoba membangkitkan lagi semangat cinta budaya terutama pada kesenian Dulmuluk ini. Pada Sabtu, 16 November 2019 di Graha Sriwijaya Bukit Besar Palembang lalu, Universitas Sriwijaya sukses menggelar acara malam kesenian dengan pertunjukan seni drama Dul Muluk bertajuk “Kembalinya Siti Rafeah”. Acara ini diadakan dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke - 59 Universitas Sriwijaya (Unsri). Pertunjukkan itu dilakoni oleh beberapa petinggi kampus Unsri, tak terkecuali Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE selaku Rektor Unsri yang berperan sebagai Raja Sriwijaya, Guru Besar dan Dosen Selebritis Kampus Unsri lainnya diantaranya, Prof. Siti Herlinda yang berperan sebagai istri Raja Sriwijaya, Maya Indah Sari sebagai Siti Rafeah, dan Dr. Suparman sebagai Sultan Abdul Muluk, serta masih banyak lagi yang turut berperan pada pentas seni drama Dul Muluk tersebut.
Pada kesempatan yang sama, digelar pula acara cultural night 2019 menghadirkan sejumlah mahasiswa yang berasal dari 10 negara yaitu negara Jepang, Vietnam, Korea, Papua Nugini, Tajikistan, Sudan, Suriah, Filipina, Malaysia, serta mahasiswa dari Indonesia. Para mahasiswa tersebut menampilkan aksi panggung berupa kesenian, tarian dan lagu. Kegiatan cultural night 2019 ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan UPT KLI Unsri.
Berikut beberapa dokumentasinya:
Foto dokumentasi Pentas Seni Dulmuluk Universitas Sriwijaya 2019 Sumber: unsri.ac.id |