Daftar Isi

Rabu, 13 Januari 2021

Hujan

"Kenapa malah hujan, Kas?"

Kastari memandang keluar jendela yang terbuka, awan hitam memadamkan cahaya langit. Ruang tamu semakin gelap hingga wajah-wajah keceriaan mereka pudar. Tetesan air dari langit nyaring jatuh di atap rumah, dahan dan ranting pohon bergesekan diterpa angin yang perlahan menderu. Daun-daun berkibar, yang mengering terlepas dan melayang, lalu terhempas jatuh berserakan. Desau angin yang menandakan hendak turunnya hujan ke manakah mereka? Apa jangan-jangan Kastari tengah lengah?

Hujan pun semakin lebat, tetesnya bertambah berat dan jumlahnya yang kian tak terkira mulai menciptakan genangan. Tak lama angin mendesau semakin kencang, gemuruh memalingkan Kastari dari lawan bicaranya. Suara percakapan mereka bagai ditikam di ruang tamu, tersangkanya tak lain adalah air yang tak henti menumbukkan diri pada atap rumah seng tua karatan itu. Senda gurau mereka seolah hanyut kala genangan di luar mengalir deras mencari muara.

"Berdoalah cepat reda, sehingga saya bisa cepat pulang, Kas".

Hujan memukul rata suhu di ruang tamunya, menjelma sosok dingin yang tiada dua. Ruang tamu masih suram, hingga ketika mata mereka terperangah oleh reaksi proton di langit mengakibatkan seisi ruang bak diterangi lampu pijar stadion sepakbola, selang beberapa detik saja rembetan suara ledakkannya sampai ke daun jendela dan telinga. Setelah hening mereka bersitatap dan masing-masing tersenyum di ujung bibir. Tamu selanjutnya adalah embun yang jatuh di kantung mata mereka berdua.

"Tidak, melainkan aku akan berdo'a untuk keberkahannya." jawab Kastari lalu melempar senyum tulus.

-----------------------------------------------

Oleh Eryn

Tidak ada komentar:

Posting Unggulan

Tak Renta

Menghabiskan sisa umur yang tak lagi muda bukan gampang. Meski seluk beluk kehidupan dengan berbagai macam cobaannya telah banyak dilalui. T...